Pengajaran sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik (teaching at the right level) adalah pendekatan pengajaran yang berpusat pada kesiapan belajar peserta didik, bukan hanya pada tingkatan kelas.
Apa tujuan pendekatan pengajaran ini?
- Sebagai pemenuhan hak peserta didik mendapatkan pembelajaran yang dapat memunculkan dan menguatkan potensinya sesuai tujuan filosofi pembelajaran KHD
- Memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik membangun dan meningkatkan kompetensi numerasi dan literasi.
Bagaimana penerapannya?
- Dengan Asesmen Awal Pembelajaran dan penyesuaian Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran diawali dengan pemetaan kemampuan prasyarat agar dapat merencanakan tindak lanjut yang tepat, termasuk melakukan penyesuaian Tujuan Pembelajaran. Kemajuan hasil belajar selanjutnya dilakukan secara berkelanjutan melalui asesmen formatif. Peserta didik yang belum mencapai capaian pembelajaran mendapatkan pendampingan agar mencapai capaian pembelajarannya.
- Dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Peserta didik dalam fase perkembangan yang sama bisa memiliki tingkat pemahaman dan kesiapan yang berbeda. Karena itu, pada model pengajaran ini, cara dan materi pembelajaran divariasikan berdasarkan tingkat pemahaman dan kesiapan peserta didik.
Apa itu fase perkembangan?
Fase adalah pengelompokkan peserta didik berdasarkan tahapan perkembangan pada suatu periode, ditandai oleh beberapa karakterististik fisik, sosio emosional, atau kognitif tertentu. Fase juga digunakan sebagai informasi ketersediaan waktu untuk mencapai sebuah CP. Di SLB, kategori fase dibagi berdasarkan usia mental, sedangkan pada sekolah umum pembagian dilakukan berdasarkan kelas.
Fase dan Jenjang/Kelas
- Fase A: SD/MI (Kelas 1–2)
- Fase B: SD/MI (Kelas 3–4)
- Fase C: SD/MI (Kelas 5–6)
- Fase D: SMP/MTs (Kelas 7–9)
- Fase E: SMA/MA, SMK/MAK (Kelas 10)
- Fase F: SMA/MA, SMK/MAK(Kelas 11–12)
Sekolah Luar Biasa
- Fase A: usia mental ≤ 7 tahun
- Fase B: usia mental ± 8 tahun
- Fase C: usia mental ± 8 tahun
- Fase D: usia mental ± 9 tahun
- Fase E: usia mental ± 10 tahun
- Fase F: usia mental ± 10 tahun
Sinkronisasi Fase, Jenjang/Kelas, Usia Kronologis, dan Usia Mental
Fase | Jenjang/Kelas | Usia Kronologis | Usia Mental (SLB) |
Fase A | SD/MI (Kelas 1-2) | ≤ 6–8 tahun | ≤ 7 tahun |
Fase B | SD/MI (Kelas 3-4) | 9–10 tahun | ± 8 tahun |
Fase C | SD/MI (Kelas 5-6) | 1–12 tahun | ± 8 tahun |
Fase D | SMP/MTs (Kelas 7-9) | 13–15 tahun | ± 9 tahun |
Fase E | SMA/MA, SMA/MAK (Kelas 10) | 16–17 tahun | ± 10 tahun |
Fase F | SMA/MA, SMA/MAK (Kelas 11-12) | 17–23 tahun | ± 10 tahun |
Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen?
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, yang mencakup rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan selama pembelajaran berlangsung, serta asesmen sumatif di akhir pembelajaran.
Asesmen Formatif Awal Pembelajaran
Asesmen di awal pembelajaran bertujuan untuk menilai kesiapan masing-masing peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang. Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang telah dibuatnya dan/atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik.
Pembelajaran
Melakukan pembelajaran dan memonitor kemajuan belajar peserta didik secara berkala dengan menggunakan berbagai metode asesmen formatif.
Asesmen Sumatif di Akhir Pembelajaran
Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini juga bisa digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.
Untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka, pengorganisasian pembelajaran perlu diperbarui. Salah satu caranya adalah dengan mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan satuan pendidikan.
Kewenangan Pemerintah Pusat
Kewenangan Satuan Pendidikan
- Visi, misi, dan tujuan sekolah
- Kebijakan lokal terkait kurikulum
- Proses pembelajaran dan asesmen
- Pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan
- Pengembangan perangkat ajar